Minggu, 29 Mei 2011

Apa itu Kucing Kampung?


Kucing kampung sering disebut juga kucing rumahan, karena kucing jenis ini merupakan campuran dari berbagai ras kucing. Dan hanya 1% saja di dunia ini yang berasal dari galur murni, disebut kucing ras.  Kita dapat memiliki jenis kucing ras ini, pastinya dengan harga yang relatif mahal.

Kita sering melihat kucing di lingkungan sekitar, kadang masuk rumah juga khan?
Jangan heran, kucing (Felis silvestrid-catus) telah hidup bersama manusia sejak 3500 tahun yang lalu. Orang Mesir Kuno memanfaatkannya untuk mengusir hama tikus dan hewan yang mengancam hasil panen mereka.

Berat badan kucing pada umumnya sekitar 2,5 kg hingga 7 kg, kecuali jika diberi makanan khusus, beratnya bisa mencapai 23 kg. Usia kucing jika dalam penangkaran dan dirawat dengan baik, dapat hidup selama 14-20 tahun. Sementara kucing yang sering berkeliaran tanpa ada yang mengurus, mungkin hanya mampu hidup kurang dari 2 tahun.


Kemampuan Kucing
Kucing kampung yang sering kita lihat, biasa tidur sekitar 12-16 jam sehari. Terkadang ada juga kucing yang tidur selama 20 jam sehari. Dengan cara ini kucing bisa menyimpan tenaganya.

Walaupun seperti hewan pemalas, dia merupakan salah satu pemangsa paling hebat. Mampu memburu beberapa ribu species. Padahal sejenis harimau dan singa, hanya mampu memangsa kurang dari 100 species saja.

Kelebihan lain dari kucing adalah kemampuan selamat ketika jatuh dari ketinggian. Karena kucing memiliki terminal velocity atau kecepatan jatuh maksimum, yakni 60 mil per jam. Ketika kucing jatuh dan mencapai terminal velocity ini, saat itulah kucing akan merasa paling rileks. Maka kaki kucing segera meregang dengan santai untuk mengurangi efek jatuhnya.

Kucing termasuk hewan yang sering merawat diri. Air liur atau salivakucing yang dijilatkan ke tubuh mereka mampu membersihkan bulu-bulunya. Hingga kadang-kadang, mereka suka memuntahkan gulungan bulu (hairball) dari dalam perut mereka. Dari saliva inilah yang suka memicu alergi pada manusia.


Bahaya Kucing
Memelihara kucing sudah lazim di masyarakat, terutama jenis kucing kampung. Walaupun bertubuh kecil dan sering membersihkan diri, kucing tetap berbahaya jika terinfeksi rabies.
Terutama tidak memperhatikan kebersihan kucing. Sebab kotoran kucing menyebarkan toxoplasma yang beresiko menggugurkan kandungan ibu hamil. Virus ini menular dari kotoran kucing ke hewan lain dan manusia.

Kucing penyebar toxoplasma hanya kucing yang sedang sakit setelah memangsa daging mentah atau mangsa yang tercemar parasit toxoplasma gondii dan anak kucing yang tertular dari induk yang terinfeksi.

Kucing yang terinfeksi toxoplasmosis mengeluarkan ookista (telur) toxoplasma melalui kotoran. Lalu kotoran kucing yang kering tertiup angin dan menyebar ke berbagai tempat. Inilah cara penyebaran virus tersebut.

Orang yang terinfeksi toxoplasma akut biasanya tidak merasakan sakit, maka jarang terdeteksi dan seringkali sembuh dengan cepat. Gejalanya seperti sakit kepala, demam, lesu, lemas, rasa sakit otot atau pembesaran kelenjar limfa di leher bagian belakang.

Wanita hamil yang tertular toxoplasma beresiko mengalami keguguran atau cacat pada janin, seperti hydrocephalus (kepala bayi membesar dan berisi cairan), microcephali (otak bayi mengecil), dan berbagai kerusakan syaraf otak lainnya. Tindakan yang harus dilakukan adalah segera periksa ke dokter untuk dilakukan imunisasi TORCH.

Semua orang bisa terkena virus kucing ini, bukan hanya yang memelihara kucing. Dan bukan berarti dilarang memelihara kucing. Upaya pencegahannya adalah dengan kebiasaan hidup sehat dan menjaga kebersihan lingkungan.


-salam miaw!-